Minggu, 31 Agustus 2014

Selama Bulan Suci KM 17 masih beroperasi SK Penutupan Walikota Mandul



 










Bulan suci ramadhan sepertinya, bukan alasan bagi lokalisasi KM 17 untuk tidak beroperasi. Terbukti, dari hasil pantauan Gugat pekan lalu (7/5/14). Komplek lokalisasi syahwat ini msih beroperasi walaupun tidak seramai sebelum bulan puasa.
Sekira 50 meter sebelum pintu masuk komplek ditandai batas portal nampak terlihat ramai penjagaan. Berbeda dengan hari-hari biasanya sebelum bulan puasa portal itu, dijaga 2 orang. Namun malam itu, dijaga 4 hingga 6 orang. Selain ramai penjagaan ditengah tiang portal dipasang papan informasi bertuliskan “Selama Ramadhan ditutup”. Apakah papan informasi ini dipasang untuk memberitahukan pengunjung agar tidak masuk ke komplek lokalisasi ini selama bulan puasa? Atau ada alasan lain? Kalaupun ditutup kenapa mesti dijaga banyak orang?
Pemandangan berbeda pada malam itu, membuat tim Gugat penasaran lantaran, papan informasi yang terpajang diportal masuk ini. Kuat dugaan baru dipasang pada malam itu untuk mengelabui petugas yang kerap menggelar rajia dilokalisasi ini selama bulan suci ramadhan. Benar saja, baru beberapa saat tim Gugat berada di lokalisasi itu. Desas-desus informasi akan ada rajia petugas satpol PP pada malam itu bocor. Sehingga, membuat penjagaan didepan dan didalam portal masuk diperketat.
            “Sebentar lagi mau ada rajia sementara ditutup dulu,” ujar salah satu petugas penjaga portal pintu masuk yang tidak ingin disebutkan namanya kepada Gugat.
Untuk membuktikan simpang siur bocornya informasi itu, Gugat tetap mencoba masuk dengan memposisikan diri sebagai pengunjung. Tapi, yang mengherankan para penjaga portal lokalisasi itu mengijinkan masuk. Namun, penjaga portal menarik biaya tiket masuk sebesar 10.000 rupiah perorangnya nominal ini, 2 kali lipat lebih tinggi dibanding harga tiket masuk dihari-hari biasanya sebelum bulan suci ramadhan yang dibandrol 5.000 rupiah perorangnya.
            “Kalau mau masuk, silahkan mas tapi selama bulan puasa harga tiketnya per orang 10.000 rupiah,”.Tuturnya.
Sembari menunggu, benar tidaknya informasi dari petugas penjaga portal terkait dengan akan adanya rajia satpol PP pada malam itu. Penelusuran Gugat berlanjut, ke wisma-wisma PSK di komplek lokalisasi itu. Benar saja, efek informasi rajia itu rupanya mempengaruhi seisi komplek terutama wisma-wisma yang dihuni para PSK. Malam itu, tidak terdengar dentuman musik elekton seperti biasanya dari dalam wisma dan tidak terlihat satupun PSK berkeliaran diluar wisma ataupun duduk di halaman wisma untuk menawarkan jasa esek-esek kepada pengunjungnya.
Tidak mau kecolongan informasi, pada saat penelusuran itu, Gugat kemudian menanyakan langsung kepada petugas keamanan komplek lokalisasi Lembah Harapan Baru (LHB) bernama Sabri prihal sepinya wisma-wisma yang ada di komplek ini. Sementara, tiket masuk bagi pengunjung tetap ditarik. Malahan, harga tiket itu 2 kali lipat naik.
“sudah biasa terjadi, kalau ada informasi rajia, para PSK sudah pasti bersiap untuk sembunyi meninggalkan wisma untuk sementara waktu. Jika situasi sudah aman. Mereka akan kembali”. tuturnya.
Umumnya, para PSK sudah mempersiapkan diri untuk bersembunyi setelah mendengar informasi bahwa akan ada rajia dikawasan itu satu hari sebelum pelaksanaan rajia itu dilakukan. Pertanyaanya kenapa informasi rajia ini bisa bocor? jika informasi ini bocor percuma saja ada rajia dan penertiban oleh pihak berwajib dalam hal ini Satpol PP maupun pihak kepolisian. Toh, juga hasilnya sudah pasti nihil.
Bocornya informasi akan dilaksanakan nya rajia, menjadi hal yang lumrah terjadi dan tidak menghalagi serta menjadi kendala bagi komplek lokalisasi KM 17 untuk tidak beroperasi selama bulan ramadhan. Jaminan rasa aman juga terpenuhi mengingat. Lemahnya system pengawasan itu terjadi lantaran masih adanya oknum-oknum yang seharusnya bertanggung jawab untuk mengawas dan meminimalisir dampak negatif adanya tempat maksiat ini justru mengambil keuntungan dengan adanya momentum dan membekengi komplek ini
“informasi akan ada rajia ini, dari oknum anggota juga dan sudah ada kerjasama, biasanya diberitahukan sehari sebelum rajia itu dilakukan, kadang cuma sebatas informasi saja, tapi belum tentu rajia itu betul-betul ada”, Ujar pria setengah baya, berseragam security lengkap ini.
Dari informasi yang Gugat himpun pada saat penelusuran ini, Wajar saja jika, walikota Balikpapan Rizal effendi pernah berkomentar dimedia ini, beberapa waktu lalu “Sehebat apapun aturan belum cukup menuntaskan persoalan ini”. Tentu saja apa yang diutarakan Rizal ini, sangat realstis mengingat masih adanya  oknum-oknum penegak hukum yang membekengi dan mengambil keuntungan dengan adanya penutupan Komplek lokalisasi KM 17 Karang Joang ini.
Ihwal, setajam apapun aturan jika dalam pelaksanaan nya juga belum diterapkan secara maksimal dan praktek prostitusi di KM 17 justru malah dilegalkan dengan perlindungan atas dasar kepentingan  pihak-pihak tertentu. Siapapun yang menjadi pemangku kebijakan akan sulit untuk menghapus praktek maksiat di Kota Balikpapan, terlepas dari itu faktanya saat ini, “Kawasan Tanpa Tuhan” komplek lokalisasi KM 17 masih tetap beroperasi di bulan suci ramadhan.
Lebih lanjut, lokalisasi lembah harapan baru KM 17 memang kerap menjadi akar masalah praktik maksiat di Balikpapan. tapi, jangan dikesampingkan lokalisasi Manggar Sari yang berada di ujung timur Kota Balikpapan. juga harus menjadi Fokus Perhatian, terlebih indikasi eksodus PSK dolly juga mengarah ke Lokalisasi yang telah ditutup oleh Pemkot 2 tahun silam ini. Manggar Sari merupakan lokalisasi yang berada di ujung Timur Balikpapan Untuk menuju kesana, dari pusat kota bisa memakan waktu 15 sampai 25 menit. berbeda dengan Lokalisasi KM 17. Akses ke lokasi itu bisa dikatakan tidak sulit, lantaran letaknya cukup strategis berada didalam pemukiman perumahan warga. Sehingga, sangat sulit untuk membedakan pengunjung maupun warga sekitar. Begitu pula dengan pengawasan ditempat ini, Tidak ada portal dan penjagaan serta tidak ada penarikan tiket masuk bagi pengunjung tempat pelacuran ini, sehingga kendaraan bermotor leluasa lalu lalang.
            Mengawali penelusuran, dengan memegang sedikit informasi yang diperoleh dari pantauan Gugat beberapa waktu lalu di Lokalisasi KM 17. Pasca lebaran disinyalir, banyak PSK pendatang baru yang akan mengadu nasib di kawasan pelacuran itu. namun, perhatian juga harus tertuju pada lokalisasi Manggar Sari. Pasalnya, Para PSK disinyalir juga akan eksodus ke kawasan ini. Benar saja, ketika Gugat telusuri kawasan pelacuran tersebut lalu menanyakan informasi itu kepada seorang  pemilik kedai kopi yang juga pemilik salah satu wisma di lokalisasi ini bernama Bulek Marni yang mengatakan minggu depan Para PSK dari Jawa akan berdatangan.
“Mas sampean kecepatan kesini nya titipan barang baru saya datang dari jawa 2 minggu lagi,” Ujar Marni kepada Gugat malam itu.
Mahalnya harga tiket pesawat dan kapal menuju Balikpapan menjadi persoalan yang menghambat kedatangan Para PSK. Tak ayal, kedatangan penjaja cinta, penghuni baru lokalisasi  ini dinanti-nanti para hidung belang.
“padahal mereka ingin cepat kesini, tapi harga tiket mahal mas,”tuturnya
Disingung mengenai asal para PSK dia mengakui tidak semua yang datang nantinya bekas pelacur Dolly. Lantaran, terdapat pula PSK yang berasal dari sidoarjo, jember dan Madura. mereka tentunya akan membaur dengan Para PSK lainya yang sudah lama menetap di Lokalisasi ini yang secara resmi sudah ditutup 2 tahun silam ini oleh Pemkot Balikpapan.
            “Katanya keluarga saya yang jemput. 3 cewek asalnya dari Jember. Sedangan 2 cewek dari Surabaya. Bisa, saja yang 2 ini pernah mangkal di Dolly,” Ungkapnya.
            Diakuinya, tidak ada perekrutan khusus untuk mendatangkan wajah baru di tempat pelacuran ini. Pasalnya, kedatangan para PSK dari kota lain maupun dari KM 17 dilakukan tergantung pemilik Wisma yang ada di Lokalisasi ini.
            “Kalau  dari jawa biasa dijemput atau datang sendiri tergantung kesepakatan pemilik wisma. tapi, kalau PSK KM 17 sebelumnya yang banyak datang pasca ditutup kemarin mereka sendiri yang menginginkan kesini,”Kata dia.
            Terpisah, Yuni salah seorang PSK yang sudah 2 tahun menjaja cintanya di lokalisasi ini mengatakan keluar msuknya penghuni seperti dirinya merupakan hal yang biasa terjadi. baginya penghuni baru yang datang mereka merupakan teman seperantauan dan harus saling menghargai.
            “gak papa wong, kita sama-sama cari makan kok disini, “ Ujar, wanita berparas ayu yang mengenakan busana seksi, berwarna merah ketat membalut lekukan tubuhnya yang ramping itu tentunya menggoda mata siapa saja pria hidung belang yang memandangnya.
            Di kedai kopi milik Bulek Marni itu, Gugat mengulik lebih dalam informasi dari Yuni. PSK yang mengaku pernah 1 tahun mangkal di Dolly Surabaya sebelum dirinya hijrah ke Balikpapan. baginya, menuai rupiah dengan menjual diri di Balikpapan jauh lebih cepat  ketimbangn ketika dia masih mangkal di Dolly.
            “di Dolly itu, bayaran nya murah mas selain itu juga banyak PSK nya jadi kalau bersaing mendapatkan pelanggan disana cukup susah,”Ungkapnya.
Dari pengakuan Yuni pula, kami mengulik berbagai informasi. Termasuk, pelayanan esek-esek yang dilakukan penjaja cinta di Lokalisasi pelacuran ini.
            Sekedar diketahui, dibandingkan dengan KM 17 lokalisasi Manggar Sari relative lebih murah untuk urusan tarif kencan. Jika, di lokalisasi KM 17 tarif harga yang ditawarkan untuk short time 250 ribu sedangkan di manggar sari berkisar 100 s/d 150 ribu. Sementara untuk Long time kalau di KM 17 tarifnya 700 ribu sedangkan di manggar sari hanya berkisar 450 ribu. Bahkan, PSK lokalisasi ini dapat diajak keluar tanpa persyaratan dari germo nya.
            “Kalau sampean mau bawa saya main diluar tempat lain juga bisa kok mas sampai pagi  550 aja, tapi habis itu antar saya pulang kesini lagi yah,” tawarnya ketika itu.
            Belum cukup hanya dengan Yuni, penulusuran di Lokalisasi ini berlanjut ke salah satu wisma yang berada 100 meter, dari wisma milik Bule Marni. Menariknya, wisma ini menjadi salah satu tempat judi kartu yan dilakukan pria hidung belang yang umumnya buruh bangunan dan sopir kedaraan alat berat. Tidak luput dari perhatian peredaran miras juga menjadi salah satu daya tarik disini, pasalnya pada saat bermain judi para pria hidung belang juga turut menyertakan miras tentunya juga ditemani oleh para PSK.
            “Itu mas lihat, banyak juga kok yang datang kesini cma main judi dan sekedar minum,”Ujar Leni salah satu PSK yang di ngulik juga oleh Gugat keterangan informasinya.
            Diakui leni, selain menjajakan layanan esek-esek dia, juga kerap dimintai untuk menemani minum oleh pelangan nya. Namun, bagi pria hidung belang  meminta ditemani minum oleh PSK tidak gratis  mereka juga harus merogoh koncek kecuali bagi hidung belang yang sudah kenal lama dengan PSK nya.
            “kalau temani minum diluar bayaran boking loh mas, tapi kami tidak patok harga kalau Cuma untuk minum. Namun, biasa dikasih 20 ribu sampai 50 ribu sama mereka kalau ditemani,” tutur cewek  sintal  seksi montok berbusana kaos oblong mengenakan rok mini itu.
            Lebih lanjut, Lokalisasi ini, mulai beroperasi sejak pukul 19.00 s/d pukul 03.00 Dini hari.Tidak kurang dari ratusan pria hidung belang setiap malamnya hilir mudik mencari cinta semalam dari para PSK dilokasi ini. Lantaran lokalisasi ini berada ditengah pemukiman perumahan warga serta melihat kondisi suasana yang ada dilokalisasi ini warga dan masyarakat lainya pun tidak dapat berbuat banyak. Efek penutupan tidak menghalangi kawasan ini untuk tidak beroperasi.
            “Sia-sia aja ada plang penutupan, kami warga disini juga sudah terbiasa dengan kondisi pelacuran dikawasan itu,” tutur Alfin salah seorang warga perumahan Batakan Mas, yang tinggal 500 meter dari lokalisasi tersebut.
            Dia, mewakili warga lainya berharap ada perhatian pemrintah untuk tegas dalam menindak lempat-temapt maksiat di Balikpapan. termasuk juga Lokalisasi Manggar Sari. menurutnya, keberadaan lokalisasi ini bukan hanya menggangu ketidaknyamanan warga. Tapi juga berdampak buruk bagi mental anak-anak warga yang tinggal tidak jauh dari kawasan pelacuran ini.
            “Pemkot, harus tegas buktinya kan terlihat percuma saja 2 tahun lalu katanya ditutup tapi buktinya mana, sampai sekarang Manggar Sari masih beroperasi. Bahkan tidak jarang saya melihat oknum polisi berseragam lengkap datang ketempat itu menarik pungutan kemanan,”kesalnya.
                       
“sehebat apapun aturan belum cukup menuntaskan persoalan ini. perlu dukungan semua pihak. bukan hanya pemerintah, tapi masyarakat ikut membantu”

Walikota Setengah Menyerah
Walikota Balikpapan Rizal Efendi mengakui tak gampang memebereskan Lokalisasi KM 17. Untuk menghentikan aktivitas maksiat disana tak cukup dengan mengeluarkan peraturan walikota. Justru obat paling manjur adalah dukungan semua pihak agar tempat berkumpulnya ratusan pekerja seks komersial itu benar-benar berhenti beroperasi.“Sehebat apapun aturan belum cukup menuntaskan persoalan ini, perlu dukungan semua  pihak bukan hanya pemerintah melainkan juga masyarakat,”imbuhnya.
Penomena praktik prostitusi masih menjadi masalah bukan hanya di Balikpapan dikota-kota lainya mengalami  permasalahan serupa. Seperti Efek penutupan dolly surabaya tidak menutup kemungkinan eks PSK Dolly bakal hijrah kelokalisasi Km 17.“Kita tidak berhak melarang siapapun warga luar daerah yang ingin masuk ke kota balikpapan, namun yang harus diwaspadai apakah nantinya pendatang eks dolly akan menbuat tempat praktek prostitusi serupa”. Bebernya. “harus ada pengawasan semua pihak  tidak  mungkin pemenritah Kota Balikpapan mampu mengawasi masyarkatnya selama 24 jam. Dan disinilah seharusnya peran serta masyarakat untuk bersama-sama mengawal agar praktek prostitusi di km 17 dapat benar-benar tidak beroperasi kembali,”sambungnya.
Lantas apa tanggapan kuasa hukum pengelola Km 17, Rukhi Santoso, yang menganggap penutupan Lokalisasi Km 17 menyalahi aturan ? saat dikonfirmasi, Rukhi belum mau berkomentar banyak. “Aduh maaf, saya masih sakit,” kata Rukhi melalui pesan pendek yang dikirimkan.Sebelumnya, Gugat sudah berusaha mendatangi kekantornya untuk wawancara, hanya saja yang bersangkutan tak ada ditempat. Berkali-kali dihubungi melalui telepon, juga taka da respons.
Seperti diketahui, Rhuki santoso yang merupakan ketua tim kuasa hukum warga Km 17 mengatakan, bahwa SK yang dikeluarkan Wali Kota hanya mengenai penghentian kegiatan pelacuran, bukan menutup secara keseluruhan. Jika disebutkan hanya penutupan saja, maka akan berdampak pada ratusan warga masyarakat lain yang menjadi penghuni lingkungan pelacuran itu. Dimana dalam lokalisasi tersebut ada satu rukun tetangga yang beranggotakan sekitar 400 kepala keluarga yang mana mereka juga berhak atas perlindungan hukum dan mendapatkan kesempatan untuk hidup layak. Karena tidak merinci mengenai batas batas wilayah yang ditutup, Rukhi menilai bahwa SK Wali Kota tersebut tidak jelas.

Penulis
Fajrian Noor

Tidak ada komentar:

Posting Komentar